Gak terasa kita sudah melalui setengah perjalanan bulan puasa. Dan yang paling terasa bedanya yaitu, bulan Ramadhan kali ini berpapasan dengan masa pandemi Corona. Bagi saya menjalaninya sungguh berat. Yang biasanya saya bisa membeli takjil dengan leluasa, keluar rumah tanpa harus sembunyi-sembunyi layaknya pencuri, tapi sekarang waktu sangat terasa berharga. Karena pembatasan PSBB, semua supermarket tutup jam 6 sore atau ada juga yang jam 8 malam. Bagi saya dengan adanya jam malam tersebut, sungguh-sungguh menyulitkan bagi saya. Karena saya hanya bisa keluar rumah diatas jam 6 sore (selepas maghrib), karena saya sudah bisa melepas dan menitipkan anak-anak pada mama mertua atau pada suami. Jadi saya bisa dengan leluasa berbelanja. Tapi terkadang suami baru pulang jam 7 malam sampai rumah, otomatis saya hanya punya waktu yang sangat sempit. Saya bukan tipe yang mau belanja online untuk kebutuhan dan keperluan rumah tangga, karena terkadang barang yang saya butuhkan memang tidak ada di satu toko, akibatnya saya harus belanja di beberapa toko, dan itu menyebabkan ongkos kirimnya mahal. Jadi saya sampai saat ini selama pandemi selalu belanja ke supermarket langsung.
Tapi, walaupun begitu, di masa pandemi ini setidaknya ada nilai positif dan patut saya syukuri, yaitu :
1. Pengeluaran Rumah Tangga Jadi Hemat
Kalau ada yang bilang pengeluaran jadi bertambah, tapi justru bagi saya malah jadi hemat. Kenapa? Pertama setiap weekend kami gak pernah makan diluar rumah, karena memang gak bisa kan? Jadi otomatis saya selalu masak dari Senin sampai dengan Minggu.
Soal cemilan, saya juga gak pernah lagi beli online via Grab Food atau Go Food. Paling kalau saya mau jajan, saya selalu bikin sendiri di rumah, atau minimal saya pergi sendiri beli ke tokonya.
Soal minum kopi, saya sudah sangat-sangat jarang beli kopi. Beli kopi secara online juga gak pernah. Kalaupun mau, dan lagi kepengen banget, saya beli langsung ke coffee shopnya.
Gak cuma soal pengeluaran rumah tangga, tapi juga berlaku untuk pengeluaran bensin. Percaya atau gak, dalam sebulan saya cuma mengisi bensin mobil Rp. 200ribu, yang tadinya bisa Rp. 400ribu sampai Rp. 600ribu. Lha wong saya keluar rumah juga cuma ke resto beli makanan, atau ke supermarket yang jaraknya cuma 2 km aja.
2. Dekat dengan keluarga
Karena setiap hari di rumah, otomatis quality time jadi bertambah. Suami pulang cepat, jadi suami bisa membantu pekerjaan saya di rumah. Selama bulan puasa ini pekerjaan saya justru bertambah banyak, jadi kalau suami pulang cepat dari kantornya, atau minimal dapat jatah WFH dari kantornya, duh saya alhamdulillah banget deh.
3. Anak saya jadi fokus belajar agama
Selama bulan puasa ini, saya jadi lebih banyak bersama anak-anak, tahun ini Narend juga mulai belajar puasa, mulai dirajinkan sholatnya juga. Setidaknya ada nilai positif untuk anak-anak 😊
4. Beribadah Jadi Lebih Mudah
Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan ultimatum bahwa kita disarankan untuk beribadah di rumah saja, setidaknya sekarang akses untuk beribadah jadi lebih mudah, banyak kajian-kajian online yang bisa kita ikuti. Dan yang paling saya suka beribadah online ini, kita bisa mengikutinya dengan sangat fleksible. Jadi kita bisa mendengarkannya saat waktu kita sudah lengang dan bisa dengan relaks.
Walapun kita semua sama-sama mengalami masa sulit puasa di masa pandemi ini, setidaknya ada nilai positif yang bisa kit ambil. Semoga nilai positif ini bisa membawa hikmahnya ya.
Kalau kalian, apakah ada nilai positif yang bisa diambil dari puasa di masa pandemi ini?
Comments
Post a Comment