Mommy's World

My world about breastfeeding and parenting

Nice to meet you!

Owner @AuraBatik | Mompreneur - Vlogger - Blogger - Loves Cooking & WomenPreneurCommunity | Coffee Addict | caroline.adenan@gmail.com
Oline

What Read Next

Dampak Positif Dan Negatif Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi

 


Moms, sudah hampir setahun ya anak-anak kita belajar di rumah. Awalnya merasa aneh, gak biasa, eh sekarang malah jadi terbiasa. Malahan anak saya si Narend, udah gak mau belajar tatap muka lagi ke sekolah. Waktu saya tanya alasannya apa, dia bilang lebih nyaman belajar di rumah katanya.  Walaupun maminya suka ngomel-ngonel, dia bilang gapapa, kan demi ngajar aku? Nah lho? 😁 Ya saya pribadi sih iya, lebih suka anak-anak belajar online aja di rumah. Kenapa? Nanti saya jelaskan dibawah positif and negatifnya ya, sabar 😁

Saya tidak menyalahkan dia juga sih, memang keadaannya demikian, selama ini saya yang mengajar langsung di rumah. Secara tidak langsung saya melihat ada sisi positif dan negatifnya. Baik dari sisi saya sebagai orangtua, maupun si anak.

Nah, apa saja sih dampaknya itu?

Kemarin saya sempat baca di media online atau portal online, pemerintah bilang, ada dampak negatif yang ditimbulkan bila anak terlalu lama belajar online, seperti :

1. Ancaman Putus Sekolah

Katanya anak beresiko putus sekolah lantaran membantu orangtuanya untuk mencari nafkah. Untuk point ini saya masih gak masuk logika saya sih, karena kan sekolah negeri masih gratis ya biayanya. Pun kalau online masih bisa belajar kapan aja, setelah orangtuanya pulang ke rumah.

2. Prestasi Menurun

Dinas Pendidikan menemukan adanya perbedaan akses dan kualitas pendidikan selama PJJ.

3. Kekerasan Pada Anak

Karena orangtuanya stres banyak tekanan, akibatnya anak jadi korban kekerasan. Saya pernah baca ada orangtua yang bunuh anaknya hanya gara-gara anak tidak bisa mengerjakan tugas, orangtua selalu membentak bahkan memukul anaknya. Kalau dilakukan berulang ini bisa berdampak anak jadi sulit memahami pelajaran. 

4. Keterbatasan gawai 

Gak semua orangtua ataupun guru memiliki gawai atau smartphone yang mumpuni. Yang tadinya hanya hape bisa foto, sekarang kualitas videopun diperhitungkan. Gak cuma smartphone, kuotapun terkadang jadi masalah. 

Tapi untunglah dari pihak sekolah memberikan kuota pendidikan, ya walaupun cuma bisa dipakai untuk aplikasi yang mendukung PJJ. Tapi setidaknya kegiatan belajar mengajar anak-anak tidak terganggu.


Sedangkan versi saya dampak negatif dan positif yang ditimbulkan saat belajar daring atau pembelajaran jarak jauh adalah

Dari Sisi Anak Dampak Negatifnya :

1. Kurang Semangat

Terkadang untuk semangat belajar jadi berkurang, jadi karena merasa waktu tidak limited, jadi belajar sesukanya aja. Pernah suatu waktu, sayanya lagi semangat mengajar, lagi stamina and mood saya sedang ON, eh anake lagi mau main dulu. Tidur dulu. Makan dulu, dsb. Alhasil? Belajarnya malem? Yang ada, stamina saya sudah drop, gak klop bener deh.

2. Kurangnya Sosialisasi

Anak jadi kurang sosialisasi dengan teman sebayanya. Jadi kurang belajar bagaimana harus berempati dan bertoleransi. Akibatnya anak-anak jadi cepat emosian, marah-marah, semau gue, jadi merasa dia paling benar. 

Untungnya sih di rumah ada adiknya, jadi saya dan suami bener-bener ekstra kerja keras umtuk mengajarkan anak-anak bagaimana berempati dan berbagi kepada sesamanya. Karena gak ada teman sebaya, jadi saudaranya aja yang jadi percontohan. 

Misalnya saya sengaja membiarkan mereka main untuk 1 permainan, halma misalnya. Lalu saya pantau reaksi mereka gimana. Jangan sampai ada yang rebutan. Biasanya sih adiknya ini yang gak mau ngalahan 😁 namanya juga masih balita. Makanya saya ajarkan ke Narend untuk mau berempati dengan adiknya, dengan beri pengertian bahwa adiknya belum mengerti.

3. Screening time meningkat pesat

Ini yang suka bikin saya kesel. Karena punya banyak waktu di rumah, wifi unlimited, akibatnya jadi banyak waktu bermain. Nah, kalau udah bosan dengan mainan-mainan yang ada di rumah, langsung deh dia pegang hape. Gak hanya hape, tapi juga TV. Gara-gara pekerjaan saya menuntut pegang hape langsung deh dia bilang, "Itu mami pegang hape terus, kenapa aku gak boleh?"

Disini aku berikan pengertian bahwa pekerjaan mamilah yang menuntut mami untuk pegang hape terus. Kalau mami gak kerja, kamu gak dapat uang. Nah, kalau gak dapat uang, kamu gak bisa makan enak atau gak bisa beli mainan. 

Nah, analogi sederhananya gitu deh 😚

Alhamdulillah dia mengerti sih.

4. Jam Biologis berubah

Kalau sekolah normal, jam tidurnya bisa jam 10an, tapi karena siangnya cuma main lego atau gak ada aktivitas fisik, yang ada tidurnya jadi lebih malam deh, jam 11 malam atau kalau weekend bisa jam 12 malem. Hadeeh 😕

5. Kurang Fokus

Entah kenapa sejak pandemi perhatiannya jadi terpecah-pecah, maunya main aja. 

6. Kemandiriannya Jadi Berkurang

Karena kesehariannya banyak di rumah bersama saya dan suami, otomatis jadi makin malas, entah ini cuma dialami anak saya aja atau emang anak lain pada umumnya.

7. Nilainya Gak Valid

Sering saya temukan banyak orangtua yang masih membantu pekerjaan rumah anaknya guna untuk mempercepat pekerjaan sekolahnya. Tapi sebenarnya itu tidak diperbolehkan, karena si anak jadi gak mandiri, terima beres, akibatnya nilainya jadi gak valid. Lha wong yang mengerjakan pekerjaan sekolahnya kan orangtuanya. Khususnya mata pelajaran PJOK dan agama nih 😁



Sedangkan dari sisi anak dampak positifnya :

1. Bisa belajar anytime tergantung mood dan kondisi anak. 

Jadi kalau anak lagi malas belajar, yaudah, saya berikan waktu ia untuk bermain dulu, maksimal 1 jam, lalu, baru bisa lanjut belajar. Jadi win-win solutionlah istilahnya.


2. Punya banyak waktu dengan keluarga

Secara tidak langsung karena semua banyak beraktivitas di dalam rumah, jadi punya banyak waktu dengan keluarga. Yang tadinya saya gak mengajar tiap hari, sekarang setiap hari, Senin - Sabtu saya mengajar. Setelah belajar, baru deh bermain bersama.

3. Melek Teknologi

Yang tadinya kita belajar online ini untuk tahap pembelajaran jangka panjang, sekarang kita jadi 'dipaksa' untuk belajar sekarang. Suka atau gak suka. Gak cuma berlaku untuk siswa, tapi juga guru dan orangtuanya. Mulai dari palai aplikasi yang kita belum pernah sama sekali seperti Google Classroom, Google Meet, Google Hangout, Zoom, dsb. 

Gak cuma itu, semua orang jadi dipaksa untuk punya smartphone yang mumpuni. Dari yang tadinya hanya bisa foto, sekarang kualitas videonya kudu oke.

4. Belajar lebih fleksible and relax

Dari yang tadinya harus belajar di meja sekolah, sekarang bisa dimana aja, di ruang tamu, di teras, bahkan juga di kasur. 

Belajar juga gak harus memakai seragam, pakai baju rumah juga bisa. Ini yang bikin anak saya si Narend gak mau belajar di sekolah. Dia bilang lebih asyik belajar di rumah aja dengan mommynya bisa pakaj baju rumah katanya. Hihii, ternyata pakai baju seragam jadi beban buat dia 😁

5. Nafsu makan anak meningkat

Entah kenapa menurut saya sejak pandemi, anak-anak jadi doyan makan. Saya aja bolak balik dapur dalam sehari udah gak kehitung rasanya. Paling sering bikin masakan and cemilan buat keluarga.

Capek? Iya banget. Tapi kan semua saya lakukan karena saya ikhlas, jadi ya fine-fine aja 😚 lagipula saya seneng kalau anak-anak doyan makan, apa yang saya masak dimakan habis, saya jadi masak lagi, bikin cemilan lagi, dsb.

Untungnya anak saya bukan termasuk anak yang over weight, jadinya mau makan sebanyak apapun saya gak khawatir dia obesitas. 

6. Melakukan banyak waktu untuk hobbynya

Karena banyak di rumah, alhamdulillah punya semangat untuk melakukan hobbynya, yaitu membaca dan menggambar.


Dari sisi saya sebagai orangtua :

Dampak Positif :

1. Gak perlu (terlalu) terburu-buru menyiapkan sarapan pagi

Walaupun teorinya demikian, kenyataannya sih kadang tetep aja anak saya pagi-pagi udah minta sarapan pagi 😁 karena memang setiap hari saya bangunkan pagi-pagi untuk bisa segera beraktivitas.

2. Gak perlu capek-capek menyiapkan seragam

Nah ini kelihatannya sepele, tapi cukup merepotkan. Saya gak usah menyiapkan seragam untuknya. Gak nambah cucian rumah juga. Gak nambah gosokan rumah juga. Karena baju rumah kebanyakan habis jemur langsung lipat. Jadi minim gosokan. Makanya kalau ada seragam jadi nambah load pekerjaan saya juga sih 😁

3. Praktis

Karena belajarnya online, kalau ada soal yang susah, ya tinggal browsing aja cari jawabannya di Mbah Google, selesai 😁 memudahkan pekerjaan saya sebagai ibu dan guru juga di rumah.


Sedangkan dampak negatifnya dari sisi saya sebagai orangtua :

1. Rentan stress

Orangtua Jadi Cepat Stress.

Karena beban pekerjaan jadi makin banyak. Contohnya saya nih, jadi cepat emosian. Apalagi kalau untuk sesuatu yang harus diulang-ulang. Udah dijawab pertanyaan yang harusnya bisa selesai dalam 1 kalimat, ini bisa ada pengulangan sebanyak 5x. 

Baca juga : Yuk Belajar Kelola Emosi Supaya Anak Tidak Jadi Media Pelampiasan

2. Kudu perbanyak stock sabar

Karena sejak belajar online anak jadi kurang semangat belajar, jadi saya sebagai orangtua harus banyak stock sabar. Sabar untuk bisa menambah semangatnya belajar, plus fokusnya untuk belajar.

Nah itulah dampak positif dan negatif terhadap PJJ.

Bagaimana dengan moms lainnya? Ada dampak positif and negatifnya gak sih moms, selama belajar online ini? Boleh dong share opininya di kolom lomentar 😚

Semoga sharing saya bisa bermanfaat ya.


Comments

  1. Selalu ada efek positif dan negatif dalam setiap situasi ya Mbak. Begitu pun dengan anak-anak yang belajar di rumah. Namun bila covid ini sudah berlalu, aku kira, jauh lebih baik anak-anak belajar di sekolah ketimbang jarak jauh seperti sekarang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul mba. Pada dasarnya memang aku pro ke sekolah formal, jadi belajar di sekolah yg paling ideal sih menurutku. Supaya aku punya waktu juga untuk me time.

      Delete
  2. sejauh ini aku dan anakku masih enjoy dgn pjj
    anakku akhirnya malah pengen homeschooling ,hehe

    intinya sih biar pjj lancar ya tetap harus disiplin, wkt nya jam sekolah ya belajar


    gitu sih klo aq

    ReplyDelete
  3. Aku masih jadi ortu yang enjoy aja. Anak anak senang di rumah, nyaman belajar dari rumah, ya monggoooo
    tapi kalo si Abang yang SMA, dia udah ga betah di rumah aja, lawong temen temennya banyak, dan dia bilang ada peluang liat ciwi ciwi cantik di sekolah itu lohh..... ((kelilipen loh bang matanya))

    sementara si adek seneng di rumah aja,
    enjoy dan karena emang pemalu, jadi aku bebaskan untuk sementara di rumah

    semoga Narend bisa beradaptasi ya dengan sikon saat ini

    ReplyDelete
  4. Semoga badai lekas berlalu ya mba. Memang bulan-bulan penuh ujian. Bosan juga nih, kadang pengen piknik yang jauh huhu

    ReplyDelete
  5. Betuuul ad posituf dan negatifnya. Negatifnya anak mengentengkan tugas2 jd ngerjainnya lamaaa kalo di rumah. Sampe kubilang kalo di sekolah apa kmu garap tugas selama ini?

    ReplyDelete
  6. Iya, ada sisi negatif dan positifnya ya..memang lebih lelah deh 24 jam bersama anak, pelajarannya juga susah-susah kayak math, bahasa Arab dan bahasa Jawa, hihihi..semoga bisa cepat ilang Corona dan bisa ke sekolah dengan tenang aamiin..

    ReplyDelete
  7. Poin ancaman putus sekolah itu saya juga nggak setuju. Dan betul banget sistem online ini ada plus minusnya. Yang paling saya sebal itu, jam belajarnya jadi berubah semua hiks dan kadang terlalu santai juga. Di sisi lain, anak-anak lifeskillnya lebih meningkat seperti rajin bersih-bersih, siram tanaman pokoknya bantu kerjaan rumahku. :D
    Semoga pandemi ini segera berakhir ya, mak. Rindu juga anak-anak ke sekolah.

    ReplyDelete
  8. Iya sih, aku merasa banyak nilai jadi kurang valid ya. Aku Melihat beberapa ortu bekerja yg justru mengerjakan tugas anaknya. Kasian aja sih anaknya jd gak mengerti tapi tau2 dpt nilai bagus

    ReplyDelete
  9. Kalau anak-anak saya hanya kangen bermain dengan teman. Sedangkan kalau untuk belajar, mereka lebih suka di rumah. Sedangkan kalau untuk saya yang penting internet jangan sampai mati. Bisa kacau nanti kegiatan PJJ :D

    ReplyDelete
  10. Huhuhu...aku sedih banget kalau baca berita tentang anak-anak yang akhirnya mendapat kekerasan di rumah "hanya" karena gak bisa ngerjain tugas. Orang tua juga pasti banyak tekanan ya Mak. Secara ekonomi pasti terpengaruh, gak bisa refreshing ke luar, 24 jam bersama anak bukan perkara mudah, karena kalau udah jadi ibu itu pasti mengutamakan keluarga dibanding diri sendiri.

    ReplyDelete
  11. memang ada banyak penyesuaian yang harus kita lakukan ya mba, baik guru, siswa dan juga anak - anak kita yaa mbaaa

    ReplyDelete
  12. Huhu PJJ ini memang luar biasa. Ke ibu, ini jadi ajang uji kesabaran. Ke anak juga bikin stres. Semoga lekas berakhir Pandemi ini. Biar semua bisa Normal'kembali.

    ReplyDelete
  13. Kegiatan PJJ atau Belajar Dari Rumah ini pasti ada dampak positif dan negatifnya ya mbak. Capek pastinya, tapi yaa bagaimanapun kita semua harus bersabar atas situasi ini.

    ReplyDelete
  14. iya ya mba banyak banget dampak negatif dan positifnya dan pada akhirnya menurut saya pintar pintar orang tua dan anak membuat deal dan kerjasama untuk belajar jarak jauh. tapi memang tidak semua orang tua siap dan punya waktu ya.. Beban setiap orang beda-beda..

    ReplyDelete
  15. Aku banyak-banyak bersyukur sebenarnya karena pandemi ini..
    Karena jalan menuju rumahku sedang dibikin jembatan layang.
    Dan Bandung jadi super rudeeett..

    kebayang kalau gak pandemi, aku mesti berjibaku di jalan dengan segala kerudetannya di pagi dan sore hari.
    Bikin stres banget.
    Heuheu~

    Tapi kalau masalah belajar, aku baca mood anakku siih..
    Ada kalanya dibantu, dan lebih banyak kalanya memberi semangat.
    Kalau terlambat ngumpulin tugas, yaa...memaklumi.

    Semoga ilmunya menjadi berkah meski disampaikan melalui daring.

    ReplyDelete
  16. pasrah aja sebenarnya nilai anak2 pengetahuan anak-anak dll. jadi aku ya wes bismillah aja, semoga anak-anak tetap menjadi anak pintar dan bisa bersaing sehat cerdas di masa depan di masa yang pasti beda sama sekarang

    ReplyDelete
  17. Sejak pembelajaran daring ini, yang paling jelas berubah adalah screen time. Duuuh adaaa aja kesempatan dalam kesempitan setiap kali belajar, eh malah switch nonton youtube atau ngegames coba klo anakku. Emaknya pusing deh.

    ReplyDelete
  18. Kalau saya dampak positifnya bisa ngerjain pekerjaan rumah lebih santai. Cuma negatifnya anak kurang serius dan target belajar jadi kurang jelas. Tapi ya ga papa, dinikmati dulu saja. Yang penting sehat semua

    ReplyDelete
  19. Wah ini bener banget dampak positif dan negatif baik dari sisi anak maupun orang tua. Tapi anakku harus pakai seragam masa PJJ-nya. Anaknya harus difoto saat belajar mengenakan seragam, apalagi kalau lagi jadwalnya zoom udah pasti haru seragaman. Dan beneran anak jadi kurang fokus. Ketika zoom meeting itu kalau gurunya bicara, anaknya kayak cuek aja malah mainin apa aja yang ada di sekitarnya. Dan kelihatan anak-anak lain juga gitu. Haha. Apa karena masih anak TK, yaa? Emaknya jadi gemeeess melulu ini.

    ReplyDelete

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *